Kisah Penjual Susu Jahe Kota Jakarta

Profil Pengusaha Muda Riman



Persaingan ketat urusan ekonomi masakan bukan masalah. Usaha sederhana dijalankan Riman terbukti berjalan baik. Ia sama sekali tidak takut. Padahal nih, di tempatnya berjualan sudah berjejer aneka jualan. Dia tetap semangat berjualan susu jahe. Baginya tidak ada batasan dalam berwirausaha apapun usahanya.

Dikisahkan Riman dulunya seorang office boy. Sebuah perusahan di bilangan Jakarta mempekerjakannya. Ia berkisah susah menjadi pegawai kontrak. Dalam dua tahun bekerja ujung- ujungya Riman tidak mendapat kontrak lagi. Banting stir, beliau bertekat menjadi wirausahawan muda dibidang masakan sendiri.

Cuma berbekal kemauan keras, serta rasa percaya diri bahwa perjuangan apapun selama kau puny kreatifitas akan berhasil. Sebuah kesederhanaan berpikir cowok 21 tahun ini. "Yang penting asal mau perjuangan aja," ujar Riman.

Dia juga mengajukan kreatifitas sebagai bekal. Karena ingin wirausaha banyak perjuangan dijalankan Riman. Ia sibuk mondar- mandir ke warnet mencari tau urusan ekonomi apa. Bagaimana membuat perjuangan berbeda. Tiba- tiba ia menemukan susu jahe. Usaha sederhana yang dijalankannya digeluti untuk dilakukan selepas bekerja.

Hendaknya memang kita mengikuti perkembangan jaman. Ikuti apa passion kamu. Kalau kau mau jadi wirausaha perbanyak kosa kata sukses di benak kamu. Carilah sumber bacaan kewirausahaan di internet, jangan terus membaca soal politik yang tidak ada juntrungannya.

Bisnis sederhana untung


Ia cuma punya uang tabungan saat bekerja menjadi OB dulu. Uang seadanya digunakan banyak sekali materi ialah susu cair dan jahe, kemudian membeli gerobak, spanduk buat dekorasi, serta perlengakapan lain. Dia menyebut gampang perjuangan dijalankan ini.

"Perlengkapannya juga dapetnya gampang, paling gelas ama gerobak," tutur dia. Pemasaran Riman gampang tetapi tidak sembarangan. Riman memilih memasang sepanduk di gerobak saja. 

Menunjukan bahwa beliau siap mendapatkan pesanan susu jahe. Cukup dibentangkan ke sisi gerobak biar terlihat jelas. Dia memasang digerobak menghadap ke jalanan. Memang beliau memperhitungkan penggunaan gerobak lebih murah. Dibanding beliau harus menyewa ruko, dan gerobak mudah dipindahkan.

Sudah memiliki gerobak sekarang butuh tempat. Riman harus melihat jeli lokasi berjualan. Lokasi memang sangat menentukan kesuksesan usahanya. "Nah tinggal kita harus jeli nentuin titik kawasan kita dagang, jadi mampu keliatan," ujarnya. Dia sendiri memilih berjualan di pinggir jalan Lenteng Agung.

Alasan lain kenapa tidak ruko. Dia menyebut jualan susu jahe mana keliatan. Apalagi kalau dijejerkan sama perjuangan lain. "...kalau ruko tu kan modelnya berjejer gitu," jelasnya sambil terkekeh. Selain rasa, jualan susu jahe juga menyangkut soal harga, beliau mematok harga Rp.3000 per- gelas.

Pengendara motor tinggal meripit membeli susu. Kebanyakan mereka yang mau ke Depok akan berhenti sejenak menyeruput susu jahe. Melalu mereka lah pengunjung makin banyak. Pasalnya mereka tidak ragu buat datang lagi kesudahannya gerobak Riman selalu terlihat ramai.

Waktu berjualan dibuatnya tidak panjang yakni pukul 5 sore hingga jam 10 malam. Dia menyetok 2 galon wedang jahe serta berkaleng susu kental manis. Tetapi beliau menyatakan tidak selalu ramai kok. Ada kalanya gerobak Riman sepi dan gres tutup pukul 12 malam.

Berjualan begini saja, beliau mangaku mengantongi omzet Rp.600 ribu per- hari atau Rp.18 juta. Dimana ia menyebut mampu untung berlipat jikalau hari libur.