3 Pelajaran Hidup (Bisnis) Kamu Tidak Akan Pernah Pelajari di Sekolah

Bagaimana Belajar Hal Baru Apapun Dengan Cepat



Pernah kah kau mencicipi bertahun berguru sesuatu di sekolah hanya untuk menemukan bahwa semuanya itu tidak berguna, ataupun lebih parah dari itu, semuanya salah?

Tidak ada hal mengecewakan kecuali menyadari bahwa apa yang kau pelajari di sekolah atau di pelatihan tidak berkhasiat di dunia nyata.
.
Selepas hidup dan bekerja di 6 negara berbeda, dan membiayai startup dari nol menjadi urusan ekonomi jutaan dollar hanya dalam 2 tahun.

"Saya menyadari bahwa ada seni administrasi khusus kau berguru 10x lebih cepat sambil meyakinkan kau tidak akan membuat waktu berguru sesuatu yang sia- sia," tambahnya.

Kamu dapat berguru tiga hal berikut bagaimana kau dapat dengan cepat berguru apapun dari nol:

1. Pelajaran #1: Hanya berguru apa yang paling kau butuhkan

Menurut Heather R. Morgan, Pendiri Salesfolk, ia tidak pernah berguru khusus mengenai sejarah soal Mesir. Karena ia berguru perihal Arab saat berkuliah. Dia ingin berguru perihal Mesir. Sejarah Mesir, terutama perihal ekonomi negara Spinx ini.

Bagaimana berguru mengenai pertumbuhan ekonomi di Mesir. Menurut Heather berguru perihal Arab bukan berarti akan membantu kau berguru perihal Mesir loh.

Kamu tidak akan bisa masuk ke tempat pinggiran Mesir tanpa bahasa Arab- Mesir (Amiya). Belajar pun jikalau cuma bahasa Arab biasa tidak akan membantu. Daripada berguru bahasa Amiya lewat buku, maka ia memilih berguru eksklusif ke supir taksi ataupun penjual di pinggiran Mesir.

Jika ia tidak paham akan sesuatu. Ia akan menulisnya di buku. "Saya akan menulis itu jadi saya akan dapat melihat kata itu di kamus atau bertanya kepada seorang sahabat asal Mesir," Heather bertutur.

2. Pelajaran #2: Bangaun fondasi awal sedini mungkin

Hal pertama yang ia berguru alphabet Arab secara online. Belajar mengenai alphabet bisa membawa ia dapat melihat petunjuk jalan. Mencari tempat maka nyaman di tempat ia berkunjung. Dan yang terpenting ialah ia dapat membuka kamus lebih mudah.

Setelah berguru mengenai alphabet, maka ia dengan mudah bisa menulis puluhan kata, dan frase ia butuhkan untuk hidup, menyerupai memesan makanan, ngobrol dengan pemilik toko, dan bepergian kemanapun.

Dia juga berlanjut berguru perihal menyapa, sanjungan, dan frase buat menanyakan arah, sekaligus bertanya apa yang ia suka dan tidak. Maka frase inilah menjadi landasan baginya berguru gramer dan menggunakan itu langsung.

Intinya menurut penulis ialah kau berguru dari hal kecil menurut kebutuhan, maka kau secara konstan akan berguru keseluruhan.

3. Pelajaran #3: Membuat banyak keselahan menjadi lebih baik daripada menjadi perfeksionis yang tidak pernah mencoba

Ada banyak temannya yang berguru perihal bahasa Arab. Namun, saat mereka tiba di Mesir, mereka tidak merasa nyaman berbicara Arab dengan orang lokal. Pasalnya dialek Mesir kental membuat mereka yang sudah berguru Arab kurang nyaman. Mereka terpaku kepada buku teks Arab mereka pelajari di sekolah.

Alhasil mereka tidak berguru apapun untuk beradaptasi. Bukannya mencoba sebaik mungkin, mereka malah memilih bertahan dengan kepintaran mereka dan duduk di comfort zone mereka. Mereka memang berilmu tetapi tidak berkembang.

Lain hal Heather yang tidak peduli membuat keselahan. Semangat entrepreneurship membuatnya lebih berani dalam mengambil resiko. Tentu, ia berharap tidak akan membuat kesalahan sama sekali, tetapi ia lebih mau memilih berusaha meski mempermalukan diri sendiri daripada tidak sama sekali.

Tentu, beberapa orang lokal akan mentertawakan dia, justru menurutnya itulah ice breaker atau penghancur kekakuan terbaik supaya menyatu dengan penduduk sekitar. Berbeda dengan temannya yang sudah berguru bahasa Arab lima tahun, Heather sudah bisa memesan makanan, menelepon taksi, bahkan bernegosiasi.

Dia bisa bernego dengan para pemilik tempat sewa ataupun toko penjual. Strategi inilah yang membantunya masuk ke dalam budaya lokal, tidak cuma di Mesir, tetapi termasuk ke Korea Selatan, Turki, dan negara manapun ia kunjungi.

Dalam 2 tahun ia menyadari pertumbuhan urusan ekonomi miliknya tidak dipelajari di sekolah. Menjadi penjual jago justru datang saat ia bisa berguru beradaptasi. Dia juga mengandaikan bagaimana developer berguru perihal aba-aba sendiri dan mengaplikasikannya.