Donat Mungil Malang Diantara Inspirasi Bisnis dan Agama

Profil Pengusaha Putri Priyanti 



Tidak pernah disangka akan sesukses kini. Putri Priyanti hanya seorang ibu rumah tangga. Hingga beliau sadar bahwa ada potensi urusan ekonomi ditangannya. Melalui makanan donat bisa mengantongi omzet mencapai Rp.25 juta per- bulan. Padahal urusan ekonomi ini awalnya sekedar sampingan tidak sangka akan sebesar sekarang.

Ulet, kerja keras, dan pantang mengalah menarik perhatian masyarakat. Lihat saja produk disuguhkan oleh urusan ekonomi "kecilan" Donat Mungil. Yang lambat laun untung bisnisnya tidak semungil namanya.

"Saya pembeli online, donatnya enak. Adonan tidak terlalu manis ditoping," terang salah satu pelanggan Putri saat diwawancara.

Usaha rumahan bertempat di rumah sendiri, Oma View kawasan Pinggiran Timur, Kota Malang. Modal awal cuma Rp.50 ribu kini menjadi buruan masyarakat di Kota Malang. Ibu muda ini mempekerjakan lima orang wanita menjadi bab produksi dan kurir antar donat.

Dimulai semenjak setahun terakhir dan mengambil banyak perhatian masyarakat. Unik alasannya ialah ia memadukan marketing sosial media serta marketing tradisional. Bisnis Donat Mungil dikemas sedemikian rupa sehingga tidak kalah kemasan dengan produk donat asing.

Aneka toping dibentuk sedemikian rupa jadi imut. Menarik tidak cuma kemasan tetapi topingnya. Coklat berasa enak tidak enek alasannya ialah kecil mungil.

Harga perkemasan yakni Rp.15 ribu hingga Rp.63 ribu. Donat Mungil Putri Priyanti telah bisa menarik perhatian masyarakat Malang. Cuma suatu kejadian sempat membuat gaduh ramai di sosial media. Meski begitu ia tetap yakin tidak akan menghipnotis omzet penjualan.

Alkisah sang pemilik menerima orderan donat bertema Natal. Namun alasannya ialah tidak sesuai dengan apa yang diyakini pemilik sebagai muslim; ajakan itu ditolak halus. Sayangnya, sosial media memang bermata tua, tajam dan tumpul malah membawa problem tersebut merembet ke arah kebencian.

Secara tegas Putri menjelaskan ini problem doktrin dirinya. Pengguna sosial media menyebut dirinya diluar logika alasannya ialah menulis ucapan Selamat Natal bukan hal besar. Bahkan harusnya dilakukan dikarenakan telah menjadi satu bentuk toleransi. 

"Sebagai Muslim kita tidak dibolehkan ya untuk menyerupai itu (mengucapkan selamat Natal)," tegasnya.

Akibat itulah beliau menerima cacian pula. Namun tidak sedikit orang mendukung sikap tegas Putri akan kepercayaanya. Apalagi menurutnya kebebasan agama sudah diatur oleh Undang- Undang. Pihak si Donat Mungil sendiri memang tidak membuatkan SARA, tetapi menolak untuk menuliskan ucapan Selamat Natal.