Ular Phyton Wanto Raup Jutaan Rupiah Sambil Beramal

Profil Pengusaha Wanto Goweng



Apa rasanya tinggal bersama puluhan ular phyton. Ternyata bisa menghasilkan jutaan rupiah loh. Sebut saja kisah hidup Wanto Goweng, pria 42 tahun asal Desa Kaliputih, Kecamatan Kutowinangun, Kebumen yang hidup bersama mereka penuh kasih sayang.

Wanto sudah suka dengan ular semenjak umur 13 tahun. Total waktu itu ia memiliki 18 ekor ular phyton raksasa. Ia menempatkan itu di tempat khusus. Menurut sejarahnya sudah dimulai semenjak ular masih kecil. Lelaki yang bertato ini menekuni budidaya barulah pada 1998.

Dimana ia pertama kali berjalan melewati hutan di desanya, lantas menemukan bayi ular phyton di semak- semak. "Ular itu saya ambil dan pelihara serta saya bawa kemanapun saya pergi," tuturnya.

Semula ia cuma memelihara satu ekor saja. Kini ada ratusan ular dipelihara olehnya di rumah. Ia merupakan pecinta binatang. Alasannya memelihara phyton sebab prihatin ular ini diburu dan dipotong. Juga dikuliti lalu dijadikan kerajinan, ataupun jadi olahan masakan.

Ia menangkar ular phyton dibantu istri, Krisyul dan temannya, Julmanto buat memelihara binatang melata ini. Berkat ketelatenan maka ularnya berkembang makin banyak. Untuk hasil penangkaran dijual sedengkan ular yang dipeliharannya khusus tidak diapa- apakan.

Terlanjur sayang, itulah penjelasan Wanto dikala seseorang menawar ularnya hingga ratusan juta. Khusus ia menanggap ular- ular peliharannya sebagai keluarga. Ular peliharaan Wanto sendiri jinak. Warga sekitar juga hening dikala bermain dengannya. "Ular ini sudah jinak," sembari berbaring bersama ular- ularnya.

Untuk ular dirawat semenjak kecil tidak dijual. Tetapi ia tidak menolak buat hasil penangkaran. Yang mana bisa laku jutaan rupiah dibeli para pecinta binatang. Meski bekerja serabutan, ia menyempatkan diri menyisihkan uang buat membeli puluhan ayam.

Para tetangga tidak segan ikut urunan. Jadilah rumah Wanto semacam tempat rekreasi warga. Banyak anak bermain bersama tidak takut. Mulai anak SD, SMP, SMA pecinta binatang datang setiap hari melihat agresi Wanto dan ular- ularnya.

Ular hasil penangkaran Wanto beratnya bisa mencapai 500kg hingga 1 kuintal. Tidak jarang para komunitas hewan reptil banyak sekali tempat berkunjung ke rumah Wanto. Mereka asik berdiskusi perihal eksistensi hewan melata tersebut di alam liar.

Mereka termasuk membeli anakan milik Wanto. "...harga mulai dari Rp.400 ribu hingga Rp.500 ribu per- ekor," tambahnya. Anakan ularnya bisa terjual 15- 20 anakan ular.

Perlua dijelaskan kenapa mereka para pecinta ular membeli. Mereka memang sengaja tidak membeli dari pemburu sebab mencegah kepunahan. Justru ular dari Wanto merupakan trobosan semoga menjaga ekosistem di hutan. Mereka membeli ular Wanto semoga ular phyton tidak punah.

Ular anakan juga masih liar. Mereka pasti bisa bertahan hidup di alam liar. Ular- ular tersebut lantas dilepas ke alam liar.

Wanto bercerita bagaimana ia berguru otodidak menangkar ular. Dia berguru bagaimana mengawinkan ular miliknya. Ular betina bertelur dipisahkan dengan ular jantan. Ular itu disendirikan semoga tidak terganggu dikala mengerami. Telur tersebut kemudian menetas, penetasan akan terjadi selepas 3 bulan hingga 4 bulan.

Selepas itu ular kecil dipisahkan kembali bersamaan dengan seukuran. Untuk ular peliharaan Wanto sendiri memegang 20 ular indukan.