Membuka Gym Sendiri Pengusaha Filipina

Profil Pengusaha Ricardo Marinduque 



Filipina tengah gencarnya menunjukkan derma modal. Terutama bagi Filipino yang bekerja di luar negeri jadi pengusaha di negeri sendiri. Berharap biar menunjukkan pilihan ekonomi terbaru bagi pekerja luar negeri. Nah salah satunya pengusaha sukses menerima yaitu Ricardo Marinduque, pekerja luar negeri.

Selama 15 tahun, beliau bekerja menjadi buruh asing, Ricardo mantap memilih berbisnis gym semenjak tahun 2005. Dia meminjam $4.500 dari Overseas Workers Welfare Administration.

Menjadi pengusaha tidak mudah. Ricardo membutuhkan waktu lama hingga mantap menjadi pengusaha. Ia juga membutuhkan dorong tidak cuma keluarga, tetapi pemerintah. Lulus sekolah menengah atas, ia eksklusif terjun ke dunia korporasi, beliau eksklusif mencari pekerjaan tidak kuliah.

"Hidup itu susah," paparnya.

Bisnis untuk hidup


Dia mulai dengan menjadi pramusaji sebuah restoran. Pertama kali beliau bekerja di kawasan Malate, kemudian ke Manila, dan dan kemudian Makati. Tahun 1989, menurut wawancara bersama Enterepreneur.com.ph, ia melanjutkan bahwa beliau lantas bekerja keluar negeri.

Menjadi buruh migram (TKI.red) menjadikannya pelayan buat rumah sakit militer, Saudi Arabia. Lantas beliau masuk menjadi crew kapal mewah, bekerja menjadi bartender, penyaji wine, serta pelayan. Beruntung beliau dapat menikmati perjalanan hingga ke tempat eksotis.

"Tujuan pertama yaitu Tahiti," pungkasnya. Kemudian hingga ke Eropa, Amerika Serikat, bahakan hingga ke lautan Karabia.

Ketika umurnya sudah 40 tahun dunia terasa letih. Ia memilih kembali ke Filipina dan tingga menetap. "Itu sangat sukar bekerja jauh keluar. Anda harus jauh dari keluarga dan jam terasa sangat lama," kenangnya yang kini hidup hening menjalankan perjuangan gym sendiri.

Bekerja di luar negeri membuatnya punya cukup uang. Banyak urusan ekonomi kecil- kecilan dilakukan mantan buruh migran ini; mulai dari apartemen sewa, tempat karaoke, minimarket. Tetapi mereka tidak bisa bertahan lama. "Saya tidak ada passion dengan mereka," Ricardo berdalih.

Tetapi hasratnya lebih ke arah olahraga. "Saya sangat suka ke arah olah raga, seni bela diri, ataupun angkat beban," jelasnya.

Tahun 2003 seorang kawan menawarinya mengambil alih bisnis. Membeli sebuah gym lama. Butuh waktu ia berpikir lama tapi melihat peluang. Benaknya waktu itu ialah akan susah kalau membangun gym dari nol. Itu juga akan sangat mahal membeli peralatan baru. "Jadi saya mengambil kesempatan ini," ujar Ricardo.

Meski perlengakapan standar sudah ada. Dia mencicipi butuh lebih dari peralatan tersebut. Jadilah keluar uang kembali senilai P200.000 untuk membeli peralatan memenuhi 200 meter persegi ruangan. Karena beliau mempunyai passion, beliau sudah menebak kebutuhan mendasar latihan harus beliau miliki dan tambahkan.

Tentu saja, passion saja tidak cukup merubah urusan ekonomi tersebut sukses. Walau beliau sudah menyediakan ruang bagi bela diri, karate, juga tekwondo sebagai latihan tambahan.

Tahun 2005, beliau sempat patah arah, memutuskan untuk kembali melarat berhenti berbisnis kembali. Itu semua alasannya penjualan melambat. Itu tidak berjalan baik. Dia sangat tergantung pengunjung mampir. Sama sekali tidak menarik perhatian klien tetap.

Untuk itulah beliau mengikuti banyak sekali seminar perihal bisnisnya. Juga termasuk seminar administrasi termasuk yang diberikan oleh Overseas Workers Welfare Administration (OWWA). Dia serius berguru dari seminar yang diselenggarakan oleh University of the Philippines Collage of Human Kinetics.

Ricardo juga mempelajari tenteng nutrisi, anatomi, banyak sekali latihan dasar, penanganan kecelakaan, dan juga pelatihan lain spesifik. Dia juga berguru kegiatan kepemimpinan.

Lalu beliau masuk menjadi anggota asosiasi pengusaha gym atau Association of Fitness Professionals of the Fililppines (AFPP). Melalui organisasi itulah ia menemukan channel bagaimana mengatasi masalah. Termasuk bagaimana menjalankan industri olah raga ini.

Pengusaha terus belajar


Dia hobi membaca banyak buku bisnis. Semua biar bisnisnya dapat naik terus, tidak malah gagal kembali. Kini kebanyakan kliennya merupakan pekerja kantoran. Bisnisnya mengalami kepadatan ya di pagi dan siang hari. Untuk meningkatkan kualitas beliau menyewa pelatih berlisensi dan memberika pelatihan terprogram.

"Sebelum klien melaksanakan kegiatan pelatihan, kami mengadakan penilaian fitnes dan meneliti kesehatan," ia menyebut.

Jika perlu bahkan meminta catatan kesehatan dianjurkan. Ini biar Ricardo bisa menentukan sertifikasi tingkat kesehatan serta level pelatihan. Bisnis gym berjulukan Stamina Fitness Center ini semaki berkibar. "Itu sangat lah sukar. Akan ada waktu dimana saya selalu merasa akan gagal alasannya tidak tau lebih perihal urusan ekonomi saya jalankan."

"Karena ini hobi saya, saya mendatangi seminar untuk berguru lebih banyak," tambah Ricardo. Ia meyakinkan bahwa urusan ekonomi kecil dapat berkembang dan menjanjikan.

Berbicara perihal perjalanan bisnis, Ricardo berkata perihal cerita suksesnya, "ketekunan, kesabaran, dan pemahaman perihal bagaimana memadai."

"Bisnis yaitu resiko anda ambil, satu hal yang kau luangkan waktu dan kau perjuangkan. Saya tidak bisa kuliah, tetapi saya berguru segalanya lewat pengalaman," tuturnya bijak.

Enam tahun kemudian Ricardo kembali meminjam uang. Tetapi, untuk kali ini, Ricardo sedang tidak akan menutup usahanya dan memulai kembali. Justru beliau tengah berencana membuka cabang gres Stamina Fitness Center. Usahanya berjalan sangat baik, mungkin butuh waktu hingga bisa membuka cabang.

"Tidak ada urusan ekonomi akan gagal kalau kau menunjukkan perhatian," terangnya. Ricardo merupakan sedikit dari masyarakat Filipina yang menerima kesempatan baru. Mendapatkan pinjaman lunak untuk menunjukkan lapangan pekerjaan baru.