Meyakinkan Orang Tua Tidak Mau Kaprikornus Pegawai Hot Varian

Profil Pengusaha Bandi Simarmata 



Bandi bukan pengusaha pertama yang menolak impian orang tua. Sama halnya orang bau tanah biasa, mereka cuma mau yang terbaik dirasa bagi anaknya. Itulah kenapa mereka berharap Bandi Simarmata akan jadi pegawai kantoran.

Mereka ingin Bandi menjadi pegawai ataupun PNS. Namun, ketika itu, matanya sudah tertuju di bidang lain yaitu otomotif. Ia mengingat kenapa gandrung terutama kepada motor. "Sejak kecil saya senang dibonceng di motor keliling desa oleh Bapak," kenang Bandi.

Suatu hari saja tidak diajak naik motor. Bandi kecil akan merengek minta naik. "Saya ingin diajak jalan- jalan," tuturnya.

Pria kelahiran Desa Batu Marta, Ogen Komering Ilir, Sumatera Utara, yang mana masuk SMA semakin beliau menjadi berhobi motor. Diam- membisu beliau menabung mengumpulkan uang. Lantas beliau belikan motor skuter biar masuk klub vespa Kota Palembang, King Blues Scooter (KBS).

Dia senang kumpul bareng teman. Mereka akan touring keliling beberapa kota. Pria kelahiran April 1980 ini mengaku gembira.

Bisnis pertama

Masuk kuliah hasratnya akan motor tak pupus. Lulusan SMA, beliau pribadi berangkat ke Palembang, masuk Universitas Muhammadiyah mengambil Jurusan Hukum. Sibuk kuliah tidak membuatnya lupa menikmati tiap hari bersama skuter.

Sampai lantas mulai bepikir bagaimana kalau dijadikan urusan ekonomi saja. Waktu itu ia berpikir enak kalau membuka perjuangan bengkel di kampung. Bandi yakin alasannya yaitu kampungnya banyak anak muda suka motor tetapi sedikit bengkel perawatan. Tahun 2004, beliau resmi lulus kuliah, dan memantapkan diri mengejar urusan ekonomi pertamanya.

Inilah ide Bandi memulai perjuangan modifikasi, variasi, dan jualan aneka aksesoris. Ia bahkan merambah hal lain yang masih dalam lingkup urusan ekonomi otomotif. Pemuda berdarah Batak itu lantas menemui kerikil sandungan pertamanya, yaitu orang tua.

"Sampai lima kali saya memohon- mohon supaya bapak dan ibu mau merestui impian saya membuka perjuangan sendiri," utasnya.

Tidak sia- sia mereka oke Bandi jadi pengusaha. Bahkan mereka memberi uang saku supaya beliau bisa jadi mandiri. Mereka menyampaikan suntikan modal Rp.13 juta. Uang tersebut tidak disia- siakan Bandi, pribadi beliau tancap gas.

Bandi lantas berangkat ke Jakarta. Dia membeli aneka kunci, aksesoris, segala keperluan bengkel kecilnya di kampung. Sebagai orang masih hijau, mata Bandi terpana melihat lautan barang- barang otomotif di depan mata. Mulai benda yang tidak tau kegunannya, hingga benda yang sama sekali belum lihat.

Ia mulai menyadari ilmu bekal dari sahabat klub tidak cukup. Tidak patah semangat, ia mulai dari nol berguru akan hal baru. Bandi menyambangi penjual di Jakarta. Mulai berguru wacana barang- barang yang dijual oleh mereka.

Singkatnya perjalanan di Jakarta membawa tidak cuma barang. Tetapi beliau dapat ilmu hingga barang bawaan beliau lebih variatif. Pertama kali buka orang resah menebak jasa apa ditawarkan Bandi.

Bisnis bengkel hot


Nama urusan ekonomi Hot Variasi menyampaikan bukan sekedar memperbaiki sepeda motor. Dia menjadi pionir dalam hal variasi dan modifikasi. Ada pepatah kuno, "tak kenal maka tak sayang". Orang kampung menatap absurd apa dilakukan Bandi; mereka balasannya mencemooh dia.

Butuh waktu hingga orang mampir ke bengkel kecilnya. Di tempat berjulukan Batu Marta, begitu jauh butuh waktu lama kalau mau ke Palembang. Pantas mereka tidak paham akan hal gres dipamerkan Bandi. Cukup menguras kesabaran memulai perjuangan bengkel di tempat kecil.

Tidak disangka ketika bengkel itu mulai berjalan. Justru bengkel dilalap api terbakar habis. Hancurlah pikir Bandi sesaat. Untunga beliau segera bertidak menyelamatkan barang di dalam bengkel. Meski terselamatkan tapi tempatnya berbisnis ludes terbakar.

"...waktu dan kesuksesan tidak akan menunggu saya," batin Bandi. Dia lantas bangun tidak mau terpuruk lama. Kesuksesan masih belum direngkuh dari bengkel Hot Variasi ini.

Kesuksesan Bandi menjadi pionir segera diikuti orang lain. Mulailah persaingan ketat antar bengkel variasi menunjukkan layanan. Bahkan tidak sedikit bermain curang, mereka membajak pegawai Bandi dengan diberi iming- iming gaji besar.

"Buat saya, itu yaitu momen paling buruk dalam perjuangan saya," ujarnya prihatin. Perang harga pun tidak dapat dihindarkan di kota kecil tersebut.

Tepatnya tahun 2008, dua tahun selepas usahanya berjalan, persaingan sengit membuat Bandi menelan pil pahit. Dari lima orang karyawan empat diantaranya mengundurkan diri. Mereka dibajak oleh pesaing Bandi. Maka praktis perjuangan Hot Variasi dikerjakan cuma dua orang.

Ia hanya yakin pada balasannya konsumen yang menentukan. Siapa terbaik diantara bengkel variasi yang telah ada disana.

Bukan urusan ekonomi biasa


Semenjak kebakaran kios Bandi mulai bangkit. Dia lalu menyewa kios seluas 3 x 5 m dijadikan bengkel gres di tempat baru. Memutar otak beliau mempekenalkan bengkel variasi lewat ajang kompetisi. Ajang bertajuk modifikasi sepeda motor itu ternyata berhasil.

Lambat laun usahanya dikenal dikalangan anak muda. Bandi juga aktif mengikuti ajang roadrace. Mencoba menunjukan keberadaan Hot Variasi. Lewat ajang balap motor terjalinlah koneksi diantara pecinta motor. Ia tidak segan bertanya -membaur dengan sesama pecinta sepeda motor.

Melalui mereka pulalah usahanya menghadapi pesaing. Berkat koneksi ke pecinta motor, Bandi menghimpun kekuatan mengajak mereka bekerja bersama. Bengkel Hot Variasi menampilkan cita rasa penuh passion tidak sekedar bisnis.

Nilai lebih dalam hal selera akan modifikasi memberi angin segar. Usahanya bisa bertahan meski banyak pesaing bermunculan. Kualitas perusahaan siapa paling baik mulai terlihat. Dalam tempo beberapa tahun kemudian perjuangan pesaingnya kelihatan kesukaran.

Tempat dimana empat mantan karyawannya mulai sibuk mencari pelanggan. Sementara HOT Variasi malah makin berkibar, pamor perusahaan Bandi menjalar tanpa marketing keras. Ini menjadi jalan pembuktian final dimana ia meyakinkan orang bau tanah bahwa jalan hobi itu benar.

Membuktikan bahwa tidak salah beliau memilih hobi menjadi bisnis. Menjadi pengusaha itu merupakan jalan lain selain pegawai. Kini perjuangan Hot Variasi telah menempati ruko dua lantai. Dimana Bandi mempekerjakan 16 orang karyawan. Hot Variasi -jika dalam bahasa Batak berarti "akan selalu"- tidak cuma menyampaikan modifikasi.

Mereka menunjukkan tune- up, bubut, korter, dan lainnya. Omzet mencapai Rp.15- 20 juta per- hari. Bandi juga merekrut anak putus sekolah. Ia mendorong supaya mereka bisa membuka perjuangan sendiri. Mereka jadi mitra binaan. Mereka tinggal mencari tempat. Selepas itu Bandi akan menyampaikan pinjaman modal lengkap.

Obsesi Bandi ialah Hot Variasi jadi one stop modification. Bagaimana menyampaikan pelayanan terlengkap dan terpercaya semua jasa dibawah satu atap. Ia mengatakan orang nantinya tidak lagi mencari tempat berbeda buat banyak sekali perawatan motor.