Wak Doyok Dicaci Maki Makin Banyak Rejeki

Profil Pengusaha Mohd. Azwan Md. Nor


 
Mungkin nama Mohd. Azwan Md Nor itu terdengar asing. Pria 34 tahun ini memang lebih dikenal berjulukan Wak Doyok. Menurut aneka macam sumber, kisah awal hidup Azwan memang penuh kesukaran. Di tahun 2010 katanya beliau pernah menjadi kuli bangunan. Dan, satu foto membuktikan kegetiran hidupnya itu, benar- benar susah.

Kini beliau dikenal sebagai usahawan Malaysia. Juga selebriti Instagram yang bergaya menggegerkan dunia. Itu semua berkat jambang unik serta gaya trendi. Dia dikenal memiliki aneka macam perjuangan menyerupai krim jambang, kopi, krim pomade, hingga clothing line sendiri bergaya Inggris.

Dia dikenal akan gayanya di Instagram. Tampil trendi berpakaian ala gentleman, atau budaya mob lebih sempurna kita mengartikan. Sukses menjadi ikon demam isu setter, perjuangan tempat cukurnya juga telah menyebar ke seantero Malaysia. Namun siapa sangka sosoknya pernah menerima penolakan dari masyarakatnya sendiri.

Ketika penulis mengusut ternyata ada perasaan tidak cocok. Gayanya sempat dianggap tidak cocok akan budaya Malaysia. Padahal banyak anak muda berminat tetapi menafikan hal tersebut. Hanyalah Wak Doyok tidak mau sekedar bicara. Ia justru menandakan itu ke halayak ramai dan siap menjadi materi cemooh orang.

"Saya malas berpikir apa yang orang pikirkan mengenai saya. Apa yang paling penting saya tidak menganggu hidup orang lain," tandasnya.

Dia tetap menjalankan gayanya. Mengupload aneka foto bergaya kolam selebriti berjaya. Padahal waktu itu, beliau masih bukanlah siapa- siapa. Pokoknya Wak Doyok tidak mau hidup memuaskan hasrat orang banyak. Ia fokus membahagiakan diri sendiri dulu. "...itu lebih baik dan mendatangkan banyak faedah," ujarnya lagi.

Nama hoki



Siapa sangka adanya nama Doyok membawa keberuntungan. Semenjak bekerja menjadi kuli tahun 2000 -an, beliau sudah dipanggil Doyok oleh kalangan teman. Lantaran badan kerempeng serta wajah culunnya menyerupai dengan artis asal Indonesia. 

"Kebetulan saya sendiri keturunan jawa," imbuhnya. Ya, pikiran kita memang benar, nama Azwan sekarang memang terinpirasi dari film Doyok dan Kadir. Waktu itu film Doyok dan Kadir tengah jaya- jayanya di Malaysia periode 1980- 1990 -an. "nama itu tidak mendatangkan duduk perkara bagi saya."

Bekerja sebagai kuli Azwan mengaku pernah tidak tidur selama tiga hari. Padahal beliau digaji sangat kecil dan tidak sebanding akan kerja kerasnya. Dia bekerja di daerah dermaga Port Klang. Setiap hari beliau kenyang memandangai muatan diturunkan dari kapal.  

Sampai di tahun 2008, Azwan diberhentikan oleh tempatnya bekerja, pria kurus ini lantas mulai dijauhi oleh kawan- kawannya.

Hidupnya sukar dibuang sobat alasannya ialah pengangguran tanpa uang. Uang tidak cukup buat makan sehar- hari hilang. Padahal gajinya saja cuma 5 ringgit Malaysia per- jam. Diantara masa itulah beliau mulai menumbuhkan rambut jambang. Berita bangga saat beliau mampu menerima pekerjaan sambilan di Butik Ben Sherman.

Ia mendengar butik asal Inggris tersebut akan hadir di Malaysia. Azman segera bertolak ke sana, tetapi apa daya beliau gres saja kehilangan kendaraan. Lantaran Azman gagal bayar cicilan maka jadilah beliau berjalan kaki ke sana. "...kendaraan saya ditarik alasannya ialah sudah lebih dari empat bulan tidak bayar," kenang Wak Doyok.

Dia berjalan lima kilo meter hingga ke tempat butik di Bangsar, Malaysia. Sesampainya disana malah ditolak alasannya ialah penampilan tidak cocok. Maka Azman cuma pulang bertangan hampa kembali jadi kuli. Dia pernah bekerja menarik lori. Bahkan beliau pernah bekerja menjadi montir serabutan demi kebutuhan hidup.

Tidak mau berputus asa, Azwan kembali ke butik tersebut kedua kalinya. Beruntung alasannya ialah beliau sudah mulai merubah penampilan. Semua berkat uang tabungan segala usahanya biar bergaya. Hasilnya, Azwan karenanya mendapat keinginannya bekerja, dan menerima gaji besar yakni 1200 ringgit Malaysia.

Masuk ke Ben Sherman ternyata sudah direncanakan semenjak awal. Dia memang ngebet ingin memasuki dunia fashion. Memang butik ini dikenal akan gaya vintage mod -seperti dikenakan Wak Doyok sekarang. Mereka bekerja semenjak 1963, menghasilkan produk menyerupai sepatu, pakaian, jas, dan tambahan lawas khas 50- 60 an.

Bekerja keras


Penampilan memang sangat menghipnotis hidup Azwan. Pertama kali mendaftar Ben Sherman, beliau ditolak seketetika alasannya ialah penampilan. Dia pribadi mencari tau segala sesuatu perihal fashion disana. Mengambil referensi pria berjambang khas model perusahaan tersebut.

Dia mengambil referensi jambang David Beckham. Azwan meski berjembang tetap saja tidak percaya diri. Alasannya alasannya ialah merasa wajah tidak pantas berjambang. Ketika diterima malah beliau menerima banyak pujian. Sejak itulah, Wak Doyok percaya diri akan jambangnya dan mulai mencar ilmu merapikan jambangnya.

Cara merapikan jambang menurut Wak Doyok: Rapikan jampang dua hari sekali biar rapat. Rapikan biar tumbuh menyesuaikan struktur wajah. Ia juga mengikuti aneka macam petuah orang tua. Termasuk mengelapnya dengan asisten selepas makan. Menurut Wak Doyok inilah salah satu alasan jambang tumbuh subur.

Azwan merapikan jambang dua hari sekali. Terutama mencukur bulu dibawah dagu. Kumis lentik dipotong biar rapih tidak terlalu panjang. Perlu ketelitian begitulah penjelasan Wak Doyok. Maka beliau lebih senang merawat sendiri di rumah dibanding ke salon. Semua biar jambang bersih tidak nampak kotor dan jorok.

Wak Doyok menjelaskan kotor akan terlihat utama selepas makan. Pertama kali menumbuhkan jambang itu beliau mengalami sedikit kesulitan. Agar tidak gampang kotor, makan pun ditangani lewat sumpit atau garpu. Ia juga membuat produk perawatan sendiri. "Beberapa produk saya beli dari seorang sobat di Singapura."

Salah satunya menurut beliau ialah wax khusus pelentik kumis. Untuk jambangnya, beliau membeli di salon milik penyanyi Joe Flizzow, Joe's Barbershop. Ia menjelaskan produk menyerupai ini sulit ditemui kecuali dari daratan Eropa. Bagi warga Malaysia gaya semacam itu masih baru, meski begitu banyak anak muda mau mencoba.

Sebagai anak muda tentu Wak Doyok sadar sosial media. Termasuk Instagram, makalah beliau asik berselfi ria mengenakan pakaian disukainya. Banyak respon positif tetapi banyak juga negatif, bahkan mulai memaki Wak Doyok beraneka macam, menyerupai hal perusak generasi lewat seleberan di penjuru Bukit Bintang dan Malaysia.

Adapula bermunculan hastag #wakdogol atau #seranggaperosak. Tetapi justru inilah efek viral sehingga beliau menerima lebih banyak perhatian. Sebuah viral marketing tidak sengaja memantapkan kesadaran. Wak Doyok mulai menyadari akan potensi dibalik gaya unik berjambang.

"Sedikit banyaknya, insiden itulah yang memperkenalkan saya ke seluruh Malaysia meskipun berbaur dengan jawaban negatif," kenang Azwan.

Dicaci maki malah semakin sukses. Itulah kira nasib Wak Doyok dituduh macam- macam. Selain beliau sukses merambah dunia hiburan Malaysia. Dia merambah urusan ekonomi restoran Thailand berjulukan Dulang Mas Cafe, yang diresmikan Oktober 2015, bekerja sama dengan rekan berjulukan Fizul Nawi di Seksyen 7, Shah Alam.

Hal lain, urusan ekonomi Wak Doyok juga termasuk aneka produk, antara lain Kopi Lu- Wak Doyok, Pomade Wak Doyok, Krim Jambang Wak Doyok.dll. Yang mana itu menjadi bab WD Holding (M) Sdn. Bhd. Dan, yang paling terkenal di Indonesia apalagi jikalau bukan krim jambangnya.

Tumbuh termasuk ikut merambah urusan ekonomi salon VVIP Barbershop di Subang Jaya. Wak Doyok terbukti jadi pola bagi wirausahawan asal Malaysia.

Keunikan jambang Wak Doyok memikat sutradara Syafiq Yusof. Ia lalu diajak main film Abang Long Fadil 2. Hanya saja beliau tidak begitu fokus mengerjakan akting. Bukanlah fokus utama Wak Doyok, hanya mau mengisi waktu luang. "Khalayak ramai mengenal beliau sebagai orang fashion, bukannya pelakon," tutur dia.

Paling penting ialah beliau menerima tokoh utama. Ataupun tugas lain yang menantang dimainkan. Seperti di film Abang Long Fadil 2, dimana beliau menjadi antagonis, tetapi masih ranah komedi. Dia berakting menjadi diri sendiri, anak Taji Semprit. Merupakan anak penjahat yang ingin menguasai dingklik kepala gangster.

Menurut Wak Doyok yang paling sulit ialah skrip cerita. Dia harus menggunakan bahasa Melayu, Indonesia, juga Jawa. Dia juga harus mencar ilmu silat. Wak Doyok harus beradu akting dengan A. Galak yang berperan jadi ayahnya. "...mencoba merebut dingklik sebagai ketua gangster dan menghianati bapak sendiri," tegas Wak.

Terdapat agresi pertarungan yang tidak sedikit membuat beliau terluka. Wak Doyok nampak menikmati hidupnya sebagai bintang film tetapi tidak berlebihan. Kisah menjadi pengusaha muda lebih menarik bagi hidup Wak Doyok, kini ingin menginspirasi banyak anak muda.