Membidik Bisnis Fasion Wanita Lewat Rasa

Profil Pengusaha Edryan Kampua 


 
Prospek urusan ekonomi fasion selalu menjanjikan. Selain masakan mungkin ini menjadi sumber utama. Buat kau para pengusaha pemula jangan lewatkan. Begitu kira Edryan Kampua, atau lebih dikenal Ncek Gau yang sukses mencoba peruntunga di urusan ekonomi fasion. Pria nyentrik 32 tahun ini mencoba mengaplikasikan selera berbusana.

Dia menjual seleranya kepada khalayak ramai. Hasilnya ternyata mengejutkan alasannya ialah taste -nya menggugah selera. Fokus dalam mengambil pangsar pasar sangat dianjurkan Edryan. Berkat itu sekarang uang mengalir layaknya sumur memperlihatkan kehidupan. 

"Alhamdulillah alhasil dari urusan ekonomi ini. Istilahnya sekarang sudah punya sumur alternatif lah buat mandi," tutur Edryan.

Awal memulai tahu 2013, pria yang hobi memakai topi ini, memulai alasannya ialah pandangan gres sobat sejawat. Melihat kenyataan mereka banyak mengeluarkan uang. Tapi dalam berpakaian mereka sangat biasa tidak memiliki taste. Inilah doronganya mendandani mereka lewat urusan ekonomi fasion. Mantan wartawan tabloid sampaumur ini punya khan.

Pria kelahiran Jakarta, 22 Oktober 1979, yang tidak memiliki latar belakang pendidikan fasion. Tidak lah menyurutkan semangat bapak dua anak ini. Malah ia semakin bersemangat mencari tau secara otodidak. Ia mengikuti tren tanpa membatasi diri. Menjadi orang hobi berdandan memperlihatkan kelebihan soal selera.

Akhirnya ia mencoba menjalankan urusan ekonomi fasion tersebut -yang kemudian dinamai Lusky Waer- dimana sudah terlihat manis untungnya.

Coba coba berbisnis


Ia tolong-menolong mengadu peruntungan di bidang fasion. Menurut Wartakota, menyebutkan biaya dikeluarkan olehnya cuma Rp.5 juta, dimana rincian Rp.2,5 juta dibelikan materi Pasar Kain Cipadu, Tangerang, dimana sisa uangnya dijadikan ongkos jahit serta pembelian perlengkapan lain.

Lewat materi tersebut jadilah beberapa produk, menyerupai t- shirt, sweater, rok, cardigan, ataupun pakaian luar. Nama Lusky Wear sendiri berasal dari dua nama anaknya, Luna dan Skyka, Ncek begitu orang memanggil namanya, memulai berbisnis fasion.

Debut pertamanya ya di program berjulukan Jakarta Clothing Expo atau Jackcloth. Sebuah langkah jitu dalam memperkenalkan produk seketika. Mengikuti program menyerupai ini memang baik bagi pengusaha pemula. Barang disini tidak cuma produk gres tetapi juga brand ternama -makanya pasti banyak diminti oleh masyarakat.

Pertama mengikuti program tersebut respon eksklusif positif. Soal pasar ditargetkan awal, jujur Ncek fokus ke pasar wanita, alasannya wanita doyan berbelanja pakaian. Disisi lain ialah program Jackcloth tolong-menolong lebih condong ke program pria. Pasalnya lebih banyak distro dibanding produk pakaian wanita.

"Responnya indah dan hingga sekarang jadi lebih membidik pasar cewek," celetuknya. Ditanya soal omzet, mengikuti program menyerupai ini bisa mendongkrat omzet hingga Rp.100 juta.

Jika dihitung program menyerupai Jackcloth rutin dijalankan satu tahunan. Dalam setahun bahkan mencapai tiga kali acara. "Jadi lumayan hasilnya," tuturnya. Apalagi kalau ditambah penjualan offline dan online. Melalui program Jackcloth saja sudah ratusan juta.

Tambahan program Jackcloth bersifat conyasi. Makara ia menitipkan barang, tentu resikonya kalau tidak laku ia tidak menerima apa- apa. Untuk penjualan offline tersebar di tempat Tebet, Jakarta Selatan, dan juga Bekasi, Jawa Barat.

Meski sederhana ia mempekerjakan 5 orang karyawan. Produknya juga mulai bervariasi bahkan meliputi tanktop, long vest, celana panjang wanita, celana pendek, rok, pasmin dan bahkan aneka aksesoris wanita menyerupai kalung. Produk andalan Encek ialah pakaian luar dan aneka aksesoris buatan tangan.

Produk tertentu juga dibuat limited edition cuma pas program saja. Nah, kalau sudah begitu, pembeli tidak akan menemukannya di toko online miliknya. Cara tersebut terbukti ampuh menaikan penjualan seketika. Harga perbuah dibandrol murah yakni Rp.35.000 hingga Rp.250.000.