Usaha Kesenian Sepatu Lukis Tidak Lekang Untung

Profil Pengusaha Dhani Iskandar 



Menjadi pengusaha harus mencicipi pahit- manisnya. Walau kau tidak pernah rugi sekalipun. Masalah itu akan datang lewat cara mana saja. Dari pegawai yang tidak berkualitas dan susah diajarkan. Atau menyerupai dongeng pengusaha berjulukan Dhani Iskandar. Wanita satu ini pernah melihat sendiri bisnisnya "hangus" habis.

Dhani bersama suami ingat betul semua berawal. Mereka semenjak awal memiliki toko sepatu, berbisnis semenjak 1986. Dua toko sudah ditangan di daerah Pasar Turi. Tetapi pada 2007, toko mereka hangus terbakar dan hanya menyisakah puing- puing.

Mereka rugi ratusan juta. Mereka kamudian membuka perjuangan pakaian tetapi gagal. Ujungnya mereka lalu mencoba berbisnis sepatu kembali. Dua tahun tanpa pekerjaan resmi pengangguran. Kemudian Dhani lihat anaknya tengah melukis sepatu. Lukisan anaknya ternyata disukai teman- sahabat sekolah.

Bermodal Rp.600 ribu dibelikan enam pasang sepatu. Dhani ikutan melukiskan sepatu polos. Enam pasang tersebut lantas dijualnya. Alhasil, kini, mereka menghasilkan 400 pasang sepatu lukis. Harga antara Rp.100 hingga Rp.300 ribu per- pasang. Omzetnya mencapai angka Rp.16 juta dalam sebulan.

Menjual ke teman, kemudian keberuntungan datang. Dhani sempat menyelipkan sepatunya buat dilirik ibu Gubernur. "Ternyata ibu Gubernur sukam," kenangnya. Dengan respon tersebut ia membranikan diri ikutan ke aneka pameran. Tahun 2009 selesai lahirlah toko sepatu lukis karya Dhani.

Menurut Dhani, dulu sewaktu perjuangan sepatu biasa, banyak pelukis memesan sepatu polos ke dia. Kebetulan sang anak melukis diatasnya. Kemudian Dhani mulai mempelajari bagaimana cara melukis sepatu. Hambatan terbesar ialah masih kurangnya sumber daya insan berkualitas.

Sampai pernah sekali waktu beliau menerima pesanan dari Amerika. Lantaran seruan pesanan hingga sekontainer, Dhani berat hati melepaskan. Tetapi tenang, alasannya ialah perjuangan dijalankan Dhani ini telah berhasil merambah banyak sekali daerah di Indonesia. Semua berkat kekuatan internet menjual lebih mudah sekarang.

Dulu Dhani bisa mengantungi omzet Rp.20- 24 juta per- bulan. Kini beliau cuma mengantungi Rp.6 juta per- bulan. Semua alasannya ialah pengaruh ekonomi Indonesia. Oleh alasannya ialah itu, beliau memaklumi lantaran harga materi baku naik, dan lain- lain. "Lumayan lah mas jutaan rupiah bisa saya kantongi," tandasnya.