Melukis Kaleng Kerupuk Berbisnis Kriuk

Profil Pengusaha Noviarti Muhidir 


 
Mantan atlet Noviarti Muhidir tidak pernah menyangka. Tidak menyangka bahwa, konsep kesuksesan yang membawa namanya hingga ke manca negara, justru datang dari sampah daur ulang. Dia tidak pernah berpikir konsep sederhana bisa menghasilkan omzet puluhan juta.

Barang bekas tidak selamanya tidak berguna. Ibu enam orang anak ini mengambarkan sampah bisa diubah menjadi uang. Bisa dijadikan barang kerajinan bernilai seni dunia. Mulai mendaur limbah kayu bekas, kelang bekas, lalu mendaur ulang kain perca.

Cerita awalnya dimulai dari iseng melukis country diatas kayu bekas. Ternyata banyak orang mengapresiasi hasil karya Nova. Beranjak ia mulai melukis diatas kaleng krupuk, kaleng minyak, kaleng susu, dan banyak lagi lukisan dibuat. Kemudian semua diunggah ke Facebook coba dipamerkan kepada masyarakat luas.

Dia tidak mau menjual. Nova mengaku belum berpikir membisniskan mereka. Dijelaskan oleh wanita paruh baya ini bahwa tidak mudah mencari kaleng bekas. Beruntung lah teman- sobat bersahabat ikut membantu Nova buat mencari kaleng.

Tidak cuma berhenti melukis diatas kaleng. Nova kemudian menyasar ke tong sampah. Bisnis dimulai semenjak tahun 2002. Beruntung ia memang memiliki hobi melukis dan menjahit.

Bisnis daur ulang


Dari sekedar melukis kaleng bekas, Nova merambah pembuatan boneka lucu kain perca. Ide awal dikala mengingat anaknya yang masih Taman Kanak- Kanak. Boneka kain perca tersebut ternyata berhasil merebut perhatian masyarakat. Dia membuat boneka ala Amerika dan dilukis abjad biar menarik perhatian.

Sarjana Pendidikan Insititut Keguruan dan Ilmu Keguruan (IKIP) Padang (atau sekarang Universitas Negeri Padang) ini, mengaku mendapat ilmu pembuatan boneka dikala berkunjung ke Arizona, Amerika Serikat. Ia mengaku cuma berguru sehari saja. Semua alasannya hobi Nova melukis mempermudah proses berguru disana.

"Awalnya sudah memiliki basic melukis dan menjahit," imbuhnya. Boneka buat anaknya ternyata diminati tak hanya sang anak, tetapi teman- sobat anaknya tertarik memesan jadilah urusan ekonomi lain. Respon positif maka ia melanjutkan perjuangan dibawah bendera Country Kyra.

Dia lantas mengikuti pameran kerajinan Jakarta Conventional Center (JCC) 2002. Tujuannya mengikuti pameran kerjinan menurut Nova untuk mengetahui selera pasar. Sejak tersebut ia mengikuti aneka festival maupun pameran, menyerupai Inacraft. Berkat kegigihan Nova, ia menerima penghargaan salah satu majalah wanita.

Dan produk Nova makin bervariasi dan semua buatan tangan. Total sepuluh jenis barang memanfaatkan limbah daur ulang. Lantas ia membuka gerai Country Kyra di Grand Indonesia. Yakni memanfaatkan sistem jualan konyasi di Toy Kingdom dan Gandaria City.

Walaupun sudah berkembang pesat, Nova tidak lupa memanfaatkan teknologi internet. Penjualan online ia anggap lebih efektif alasannya ia sendiri berkomunikasi dengan pelanggan. Produknya dijual tidak cuma lokal tetapi hingga ke luar negeri, menyerupai Australia, Jepang, Thailand, Taiwan, Singapura, Amerika dan lainnya.

Produk dipasarkan Nova dari termurah Rp.25 ribu hingga Rp.2 juta. Omzetnya itu hingga Rp.15 hingga Rp.20 juta loh.

Bisnis kaleng kerupuk


Mantan atlet basket, yang pernah membela DKI Jakarta kurun 1989- 1993 ini, menyebut kaleng bekas cuma dibersihkan kemudian dilukis. Kemudian dapat dijadikan hiasan ataupun dipakai kembali sebagai perabot rumah tangga. Menggunakan tema Country Style urusan ekonomi Nova merebut perhatian masyarakat Indonesia juga.

Kesan mahal hadir lewat lukisan realistis mengenai kehidupan pedesaan. Hari pertama berbisnis saja sudah bisa balik modal. Bahkan hari pertama Nova berbisnis bisa untung Rp.10 juta. Ada sold out dipesan tinggal diambil pembeli. Berawal cuma menjual kayu bekas yang sudah dilukis indah, dijadikan hiasan rumah.

Jumlah karyawan Country Kyra ada empat orang. Dimana ia secara khusus mengajari mereka bagaimana melukis. Setiap karyawan melukis diatas media berbeda. Dari kaleng mentega, kaleng minyak, juga kaleng krupuk. Sebelumnya itu dibersihkan akrilik ramah pakai dan kemudian dicat lukis sesuai sobat diinginkan.

"...sifatnya non- toxic," tegas Nova. Guna kaleng juga diubah hingga multi- tasking. Nova mengajarkan kita bahwa barang bekas bisa buat kawasan baju, mainan, majalah buku, pokoknya bagi Nova barang- barang yang terlihat tidak berkhasiat ini bisa didayagunakan.

Menjual melalui pameran dan bazar, Nova mengaku bisa balik modal dan mengantungi untung bersih hingga Rp.10 juta. Sudah bermain urusan ekonomi cukup lama, brand miliknya sudah dikenal jadi jangan salahkan kalau harganya katanya terbilang mahal. Namun tetap lukisan diatas kaleng krupuk tetap diminati alasannya keunikan.

Harga jual produk antara Rp.300 ribu hingga Rp.500 ribuan. "Banyak orang bilang mahal. Tapi ini kan cat nya cat akrilik," tuturnya. Mahal memang tapi supaya aman buat di rumah. Agar tidak meracuni keluarga kita terutama anak- anak kita. Jika dilihat dari segi seni maka pantas alasannya lukisan Nova memang berkelas.

Berawal dari keisengan, wanita asal Bintaro kelahiran 1964 ini, mulai mengecat- ngecat barang bekas lantas diminati orang melihatnya. Tidak cuma lukisan ia mengerjakan aneka boneka perca bordiran. Semuanya ia jual selain melalui sosial media juga melalui offline.