Alasan Memilih Wirausaha Sendiri Conie P. Putri

Profil Pengusaha Conie Pania Putri



Menjadi pegawai tidak bahagia. Itulah kiranya penulis katakan dikala membaca dongeng Conie. Wanita yang berjulukan lengkap Conie Pania Putri, 36 tahun, ternyata pernah menerima gaji Rp.20 juta. Bahkan ia sudah punya kendaraan beroda empat mewah dan rumah bernaung.

Kenapa masih berwirausaha dan berhenti bekerja. Conie mengaku tidak lekas puas. Bagianya ada satu hal yang kosong dikala ia bekerja untuk orang lain. Dia pernah bekerja sebagai penjual, admin, hingga naik pangkat manajer, perusahaan asal Palembang pada 2004 hingga 2012.

Memilih menjadi pengusaha sebab tidak puas akan empat tahun. Meski naik pangkat hingga jadi Direktur Utama membawahi beberapa provinsi; ia tetap tidak puas.

Alumni Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang, yang menerima banya kemudahan dari perusahaan ini resah. Fasilitas mewah tidak memuaskan Conie. Alasan bewisausaha Conie: Setinggi apapun jabatan yang anda miliki. Anda tetaplah pegawai. Sekecil apapun perjuangan anda, maka anda lah bosnya.

"Sekecil apapun perjuangan yang anda punya, anda lah bosnya," Conie bertutur. Keresahan bukan soal apa. Tapi ia sudah terbiasa difasilitasi orang lain. Kini, ia mau jadi pengusaha, berwirausaha berarti ia harus siap memulai dari nol.

Gaji besar menjadi direktur, tidak susah cari duit, tetapi Conie bosan. Jenuh tetap jadi karyawan mengikuti tiap kebijakan perusahaan. "...tidak mampu ambil kebijakan, itu perusahaan orang," gusarnya. Berkat hubungan berpengaruh serta pengalaman jadi presiden, Conie mantap keluar dan memilih membuka perusahaan sendiri.

Awal- awal diakuinya sukar banyak masa sulit membangun usaha. Uang modal boleh pinjam sana- sini, ia tidak turun semangat. "Pokoknya saya buka perjuangan sendiri," serius Conie. Ia sepakat melaksanakan kongsi perjuangan dalam bentu perusahaan PT. Srikandi Tiga Putri -usahanya memenuhi kebutuhan alat kesehatan.

Dengan tabah lambat laun usahanya punya jalan setelah tiga tahun. Dalam kurun waktu tiga tahun semenjak tahun 2012, usahanya menghasilkan omzet Rp.1 miliar. Kerjanya pun tidak ngoyo sebab keputusan ada ditangan. Ia menyebut ia lebih fleksibel soal waktu. Kalau dulu berangkat jam 7 pagi pulang malam sebab lembur.

Sebagai wanita muslimah ia tidak lupa akan hak pegawai. Hak karyawan menjadi tonggak kejayaan dari perusahaan tersebut. Bahkan ia mengajak mereka bewisata hingga Singapura. Bekerja menurutnya sesuai hati nurani. Usaha itu juga menambah amalan ibarat diajarkan oleh Rasulallah Nabi Muhammad.

Dia berharap kita juga mengikuti jejaknya berwirausaha. Memang butuh ektra tabah tuturnya, tetapi bukan berarti kita tidak mampu loh. Begitulah dongeng pengusaha berjilbab -yang suka warna pink itu- yang juga aktif dalam aktivitas komunitas sedekah Jum'at.