Bagaimana Rasanya Menjadi Pewaris Universitas Swasta

Profil Pengusaha Candice Gorianuy 


  
Menurut pengakuannya sendiri, ia terpaksa harus "menendang dan berteriak" coba menolak urusan ekonomi keluarga hanya beberapa bulan selepas ia lulus kuliah, Anteneo de Manila University di pertengahan 1990 -an.

Hanya saja hidup -dan ayahnya- memiliki rencana lain bagi Yvette Candice Gorianuy, yang pada akibatnya ia tidak mampu menolaknya. Dia sekarang dikenal sebagai sosok kuat di Filipina.

Seorang entrepreneur maju berjiwa kepemimpinan kuat. Padahal, seingat Candice dulu, ia ingin menjadi pengacara dibanding menjadi pengusaha. Sudah masuk ke jurusan hukum, lulus, dan mencoba melanjutkan pendidikan lagi. Hingga, waktu itu, saat sekolah hukum gres dimulai, ayah mengajaknya makan malam.

Ayahnya berkunjung ke Manila dan mengajaknya makan malam. Ayah Candice, Augusto Go, merupakan seorang businessman dan juga pemilik University of Cebu.

"Saya pikir ia takut saya akibatnya jadi gelandangan," tawanya renyah. "Jadi ia dudukan saya dan berkata ke saya "Aku membuka kampus gres dan saya mau kau menjalankannya"," kenang Candice.

"Jadi sebagai hadiah kelulusan mereka, beberapa anak akan keluar negeri, atau orang renta mereka memberi mereka perjalanan ke Eropa, ataupun dapat mobil," ujarnya kepada Inquirer.net -terdengar penuh rasa iri kalau didengar. "Saya... pergi bersekolah untuk berlari."

Pada awalnya ia berpikir akan menolak saja kesempatan menjalankan sekolah. Tetapi akibatnya tidak dapat dilakukan sebab perasaan tanggung jawab.

"Pelajaran dipetik dari dongeng diatas ialah: Jika seorang laki- laki datang -siapapun itu- mengajak kau makan malam mewah, ia mau sesuatu dari mu," candanya lagi, disusul tertawa terpingkal. "Itu berlaku melampaui batas level."

Perjalanan panjang


Selama 14 tahun menjalankan karir di University of Cebu, bekerja menjadi education consellor, Candice bertanggung atas empat kampus yang terkenal di pusatnya, Visayan Island. Dia juga menjalankan kampus terpisah untuk institusi lain berjulukan Collage of Technology Science.

Candice semakin bertanggung jawab atas kampus swasta tersebut. Bahkan Candice malah mengambil gelar master di bidang pendidikan, di Harvard University.

Dia berguru banyak dari kampusnya orang sukses tersebut. Lalu membawa pengetahuan tersebut ke kawasan ia bertugas. Memang reformasi diperlukan terkadang menyakitkan. Harus ada orang gres yang masuk dan orang lama keluar dari kampus.

Menurutnya, meskipun begitu, saat seorang pemipin menggelindingkan "perubahan" dan "reformasi", maka kau akan menemukan momentum.

Jika kau memiliki passion wacana kualitas dan layanan terbaik, maka kau harus percaya atas cara kau membangun organisasi. Maka kau akan menarik perhatian mereka yang memiliki sudah pandang sama. Ia menambahkan bahwa kau harus tenang, sebab kau akan menarik orang bervisi sama dan akan merubah sistem.

Memang, berawal dari sekolah kampus kecil oleh sang ayah, pada 1964 lantas tumbuh besar. Semua orang berkata sekitar 44.000 mahasiswa berguru di aneka macam kampus didirikannya. Mereka mulai dari mengambil jurusan kelautan, teknologi informasi, keperawatan, dan paling baru, teknik mesin.

"Kami merupakan kampus swasta terbesar di negara ini," saya Candice, "Tetapi saya maunya kualitas, lebih dari sekedar angka."

"Kami berinvestasi di kemudahan dan orang," tambahnya. Hal paling baru, Candice juga ditugaskan menjalankan rumah sakit St. Vincent General Hospital, rumah sakit level tiga yang memiliki 100 kasur, yang ia ingkan jadi rumah sakit terbesar dan layanan terlengkap di Cebu.

Sekali lagi, baginya situasi gres memperlihatkan tantangan kembali bagi karirnya. Sebuah situasi komunitas yang perlu menerima perhatian khusus dalam urusan ekonomi mereka. Untuk mengisi waktu luang dari kejenuhan akan rutinitas, maka ia memiliki satu hobi sekaligus passion lain; berkuda.

Bisnis sekolah


Jika waktu memungkinkan, ia akan bersekolah kuda di Lahug, Whistlejacket Farms, dimana ia mencoba menyempurnakan gaya berkudanya; ia menyukai berkuda bukan pamer lompatan.

"Itu salah satu hal mewah saya menikmati," terang Candice. Berkuda sangat menarik, sebab setiap sisinya itu memiliki kepribadian berbeda, kita tengah berbicara sifat sang kuda sendiri.

Menurutnya, berkuda mengurangi stress bekerja menjalankan kerajaan universitas miliknya, dan dapat jadi satu titik penyemangat di pagi hari.

Candice juga menyukai musik terutama menjadi fans band U2. "Band terbaik di dunia," tambah Candice lagi, mencoba meyakinkan kamu. Maka tidak salah kalau ia memiliki semua DVD konser milik mereka. Dia juga masuk ke kelompok penggemar khusus, memperlihatkan tiket konser awal dimanapun terutama New York.

Dia berkata bahkan ia dapat memasan dua tiket satu tahun kedepan. Jika event -nya sudah direncanakan selama satu tahun sebelumnya, maka Candice dapat duluan. Ia pernah sekali memesan dua tiket sekaligus. Dan saat pewarta bertanya, Candice menjawab, untuk kemungkinan mendapat lelaki masa depannya.

Akhirnya Candice membuang tiket tersebut. "Tetapi itulah jalan hidup. Saya mampu menjadi impulsif, tetapi saya coba mencoba melanjutkan hidup, hidup untuk memenuhi diri sendiri."

Jadi dimana pelampiasan cintanya setiap waktu?

"Untuk kuda- kuda saya? Selalu," ujarnya sambi tertawa tetapi lantas bermetamorfosis serius. "Ketika orang sempurna datang, maka akan selalu ada waktu."

Bertanya wacana pencapaian paling membanggakan sejauh ini, maka tidak wacana suksesnya mengangkat kampus swasta miliknya. Ataupun wacana senangnya pemegang saham, ataupun wacana tantangan terbaru yaitu ia harus menjalankan rumah sakit.

Tetapi ia malah membuktikan kliping koran sebuah pristiwa. Yakni kecelakaan kapal karam tahun 2008, dimana banyak orang terselamatkan berkat sang kapten. Dan perlu kau tau nih, kapten kapal laut ternyata ialah mahasiswa University of Cebu. "Kami menjadi lebih terorganisir sebab kami tau apa yang kami mau."

"Inilah momentum paling membanggakan," ucapnya. "Saya berpikir kami membuat perbedaan disini."