Tidak Punya Pekerjaan Sukses Memelihara Lele

Profil Pengusaha Agus Efendi


 
Selain sibuk menjadi ketua organisasi kepemudaan GP Ansor Kecamatan Gudo. Hal lain dikerjakan Agus Efendi di kampnya ialah berbisnis sendiri. Usaha dijalankan bak budidaya lele. Hasilnya lumayan loh, ia pun bercerita bagaimana urusan ekonomi kecilnya menguntungkan.

"Siapa bekerja dengan sungguh- sungguh, pasti akan berhasil," Agus membuka.

Pemuda Desa Sukopinggir, Kec. Budo, Kabupaten Jombang ini, awalnya bermodal dari perjuangan bak ikan satu kolam. Lumayan perjuangan kecil Agus menghasilkan 2 juta bibit per- bulan sekarang. Sudah dijalankan lebih dari 12 tahun bukan tidak ada halangan ataupun kerugian.

Ini ternyata perjuangan keluarga. Ia sendiri tidak begitu berminat meneruskan. Tetapi susah mencari pekerjaan lah mendorong Agus berpikir cepat. Anjuran orang renta didengarkan berkah hasilnya. Bermula dari satu bak di pekarangan rumah lambat laun diperbanyak.

Dia sekarang jutawan. "Alhamdulillah hasilnya bisa dilihat sekarang," ujar pria 35 tahun ini. Seorang alumni Universitas Brawijaya sudah menekuni perjuangan semenjak 2005. Kalau awal cuma satu bak kini banyak bak yang sudah menempati tanah seluas 2 hektar.

Kepepet sukses


Usaha Agus menghasilkan jutaan. Padahal perjuangan lele dijalankan ayah sebagai sambilan. Ayah Agus seorang petani biasa. Cuma sebuah bak ikan kecil di belakang rumah. Agus mengamati sang ayah serius beternak lele. 

Tamat SMU, beliau tidak berminat meneruskan perjuangan ayah. Ayah Agus meninggal dunia dikala beliau hendak dewasa. Dia memilih melanjutkan kuliah. Membiayai sendiri, dan kesannya Agus lulus dan bekerja di sebuah Bank Swasta di Kediri.

Sebagai karyawan beliau tidak tahan. Uang gaji dianggap pas- pasan. Dorongan menjadi wirausaha bergejolak hingga beliau memilih keluar. Uniknya pertama terpintas dalam benak Agus hanyalah jadi petani. Ternyata dari sana hasilnya malah semakin tidak seberapa.

Mata Agus lantas melirik ke tanah galian ayahnya. Kolam ikan tersebut menggelitik Agus melanjutkan perjuangan budidaya ikan lele. Dia ingin beternak lele. Berbeda dengan sang ayah, Agus tidak mau mengakibatkan perjuangan budidaya lele sebagai pekerjaan sambilan. Dia kesana- kemari memasarkan hasil budidaya tanpa kenal lelah.

Ia menembus pasar. Kemudian menerima kepercayaan menjadi penyedia bibit lele. Singkat dongeng bahkan beliau bisa mengirim hingga ke Kalimantan, Sulawesi, Sumatra, Bali, dan Kota besar lain. Pasaran diambil Agus meluas begitu pula tanah bak lele miliknya. Menjadi dua hektar perjuangan lele Agus makin berjaya saja.

Omzet diraup Agus berlipat ganda hingga ratusan juta. Angka fantastis buat pengusaha asal desa yang tidak beliau nikmati sendiri. Dia lalu membuka lapangan pekerjaan puluhan cowok kampung. Omzet 2 juta bibit ikan lele dan omzet mencapai Rp.200 juta per- bulan.

Semakin bersemangat Agus mulia menyasar ikan Gurame dan Patin. Banyaknya permintaan, ia mulai aktif mengajak kawannya membantu perjuangan Agus. Ada 30 orang pegawai membantu Agus setiap harinya untuk membudidaya ikan. Ia percaya bahwa perjuangan apapun jangan dipandang sebelah mata.

Usahanya memang besar tetapi bukan tidak pernah rugi. Ia bercerita pernah bibit lele ratusan ekor miliknya mati. Agus lalu mencari solusi disetiap kegagalan pernah beliau rasakan.