Guru Menanam Jamur Tiram Asal Pekalongan

Profil Pengusaha Sukses Kasnawi 



Dia pernah bekerja menjadi pegawai perjuangan jamur. Sebuah perjuangan kecil- kecilan yang dilakukan tetangganya sebelah rumah. Lama kelamaan Kasnawi mulai jago soal merawat jamur tiram ini. Ujung- ujungnya pria asal Pekalongan, warga Dukuh Nolo, Desa Kalirejo, Kec. Talun, Kab. Pekalongan ini, memilih membuka perjuangan sejenis.

Kasnawai mengaku ternyata tidak semudah dibayangkan saat bekerja. Walau sudah pengalaman berbisnis itu ternyata susah butuh keseriusan. Tidak sedikit kegagalan dilalui ia hingga menempati posisi sekarang. Ia telah dikenal sebagai salah satu pengusaha jamur ternama.

Keuletan dan pantang mengalah menjadi andalan pria 24 tahun ini. Berlanjut perjuangan budidaya jamur di rumah sendiri berkembang. Dimulai semenjak tahun 2013, munurutnya diharapkan modal sekitaran Rp.3 jutaan. Awalan berusaha sudah termasuk menyediakan rak bambu. Untuk membangun ruangan seluas 2m x 5m di samping rumah.

Rak bambu tersebut digunakan untuk menempatkan baglog. Untuk awalan, ia menjelaskan, kau siapkan baglog siap panen. Tinggal pelajari lebih dalam bagaimana memanen bibit sendiri. Lama- lama Kasnawai jadi lihai dalam hal membuat kawasan menanam sendiri. "Pernah 700 baglog gagal semua. Sebab salah membuat media."

Sebenarnya mudah membuat media tanam sendiri. Namun diharapkan takaran tepat. Itulah kenapa diawal, ia sering mengalami kegagalan padahal materi bakunya mudah. Dia sendiri sekarang mahir membuat sendiri itu baglog.

Bisnis jamur


Ketika akan menanam bibit, ingat buat mencuci tangan pakai alkohol atau spirtus. "...begitu juga stiknya," ia menjelaskan caranya. Lokasi harus kau pastikan steril. Untuk bibit ia beli dari Purwokerto seharga Rp.9 ribu per- botolnya dan memakai 60 baglog. 

Perhatikan saat warna putih pada baglog. Jika putih bersih maka berhasil atau jamur tumbuh sehat. Spora akan turun dalam tempo 40 hari selepas ditanam. Kemudian kau menaruhnya ke ruang budidaya. Nanti ditunggu saja seminggu maka akan berbuah. "...dan seminggu kemudian siap dipanen," tutur dia.

Panen rata- rata mencapai 10kg. Tidak pasti 10kg loh. Biasanya antara 9- 12 kg juga bisa. Dia sendiri dapat dukungan dari istrinya, Rohyati, wanit 30 tahun yang telaten membantu memanen. Dia menyebutkan jumlah segitu masih kecil bahkan dibanding murid Kasnawi.

Perkilogram disebutkan dihargai Rp.9.000- Rp.10.000. Dalam sebulannya mereka mengantungi untung bisa mencapai Rp.2 juta- Rp.3 juta. Kasnawi bersyukur dan tidak jumowo (tinggi hati). Bersyukur balasannya cukup buat menyekolahkan dan ngasih makan anak- istri.

Untuk kendala tidak ada kendalah berarti terangnya. Hanya jikalau ekspresi dominan kemarau, ia harus rajin menyirami air ke tanah semoga tetap lembab. Kalau sudah masuk ekspresi dominan penghujan sih tidak perlu. Soal perawatan cukup dilakukan empat bulan sekali. Tujuannya mengganti baglog yang tidak produktif lagi. Diganti gres buat ia tanami lagi.

"...kami ganti 800 baglog setiap 4 bulan," paparnya. Kalau baglognya sudah tidak terpakai dapat dijadikan materi pupuk organik.

Masalah lainnya ialah pemasaran jamur. Awal sekali ia harus memasarkan sendiri. Kini, sudah banyak yang jadi pengepul. Orang dulu taunya semua jamur beracun. Kini orang sudah tau tidak semua. Dan beberapa jamur dapat dikonsumsi.

Mereka bersyukur bisa berkembang ibarat sekarang. Namun duduk perkara modal menjadi kendala keduanya berekspansi. Kalau mau menambahkan modal, Kasnawi siap bekerja keras lebih tetapi tidak modal dari bank. Alasan masih takut menjadi kendala dirinya mencoba bank. Pemkab sendiri pernah coba bantu tetapi kurang.

"Beberapa kali sudah ditawari bank, tapi saya tidak berani. Pemkab pernah bantu, tapi hanya alat untuk ngepres baglog. Tapi jikalau dana belum pernah," tutupnya.


Seperti penulis ceritakan diatas, Kasnawi punya murid, tidak cuma satu tetapi banyak berkat sosial media. Ia senang membuatkan kesuksesan. Tidak cuma berbisnis sendirian. Kasnawi rajin menyapa orang melalui Facebook miliknya. Para pembudidaya asal Doro, Petungpkriyono, dan Kandangserang berguru jamur dari Kasnawi disana.

Muri- muridnya lah yang bersama membuatkan akun. Akun Facebook berisi bagaiman kiat berbudidaya jamur. Tidak terbatas kalangan biasa, anak sekolahan juga, bahkan Sekolah Dasar pun aktif mencari tau budidaya jamur. Mereka calon pengusaha muda yang ingin memulai berbisnis budidaya jamur tiram.

"Siapa saja mau berguru saya terbuka," ia jelas.

Dua tahun sudah ia menjalani urusan ekonomi jamur. Soal pembuatan media tanam maka ia ahlinya. Bahan membuat baglog ia ajarkan kepada murid- muridnya: Serutan kayu hingga 3 kuintal, bekatul 15kg, kapur 2kg, dan pupuk TS 1kg. Itu dapat menjadi 800 baglog.

Namun tidak semudah itu membuat baglog sendiri pribadi sukses. Ia kan pernah bercerita dulu gagal 700 baglog. Pernah gagal lagi nih gagal hingga 400 baglog. Hingga bisa membuat hingga 2.500 baglog berhasil dan panen setiap hari. Memang sterilnya media termasuk proses menanamnya mempengaruhi.