Rempeyek Kepiting Sedap Berkat Bangkrut Dua Kali

Profil Pengusaha Filsa Budi Ambia 



Menjadi pengusaha harus rela gonta- ganti profesi. Mulai berjualan martabak hingga asik berbisnis kepiting. Filsa memang memiliki hidup unik. Sosok berusia 29 tahun ini menarik banyak perhatian orang. Termasuk dari Bank Mandiri, hingga Filsa Budi Ambia memenangkan Juara 1 Wirausahawan Muda Mandiri 2015.

Gagal menjadi kata kunci Filsa menghadapi hidup. Kecerdasan otak diuji aneka macam bentuk persoalan disaat ia memulai bahkan menjalankan. Mimpi menjadi pengusaha sudah semenjak masa SMA hingga lulus tahun 2005. Sosok alumni SMK Bina Teknologi Purwokerto ini memulai perjuangan fotokopi sederhana terlebih dahulu.

"Tetapi gagal," kata tersebut terlontar, bukan alasannya yakni Filsa kecewa tatapi merasa disana bukan rejekinya lagi.

Ia sempat kehilangan uang hingga Rp.15 juta menjadi pengangguran selepas lulus sekolah. Tidak memiliki lagi dana perjuangan maka mimpi pengusaha muda terhenti. Dia merasa butuh jeda waktu memulai kembali. Maka ketika seorang saudara mengajaknya hijrah, Filsa senang hati mengiyakan alasannya yakni tidak punya pekerjaan.

Ia pun berhijrah ke Balikpapan, Kalimantan Timur, sempurna di tahun 2007. Meski sudah jauh ke tanah orang, tetap saja, nasib masih belum merubah hidup Filsa. Ia menyebut sempat menganggur selama tujuh bulan. Niat awal menerima pekerjaan biar keadaan ekonomi membaik tersendat.

Filsa kemudian bekerja menjadi supir perusahaan pertambangan selama dua tahun. Dalam perjalanan hasrat menjadi pengusaha masih tersisa. Setiap gaji disisihkan biar terkumpul menjadi dana perjuangan kembali. Dan, ketika uang terkumpul, Filsa memberanikan diri keluar dari perusahaan pada tahun 2010.

Usaha kembali


Ia memang bukan kelahiran Balikpapan. Dia keturunan Jawa yang besar di Banyumas hingga tama sekolah menengah. Kenapa tidak merantau ke Jakarta, Filsa mempunya alasannya sendiri, bahwa Jakarta sudah ia anggap terlalu penuh.

Cuma mengadu nasib tanpa kepastian. Sang paman cuma mengajak tanpa menjanjikan masuk perusahaan. Ia menyebutkan hidup diperantauan memanglah susah. Beruntung lamaran ke sebuah perusahaan tambang itu diterima. Selain ingin menjadi pengusaha lagi, alasan Filsa keluar alasannya yakni gaji sangat kecil dan tekanan kerja.

Ia mencontohkan rekan kerjanya. Dia padahal sudah bekerja 15 tahun tetapi belum punya apa- apa. "Masa saya mau kayak ia juga?" ucapnya retoris. Selepas tidak lagi bekerja, Filsa memilih membuka perjuangan rumah makan disana. Uang Rp.10 juta digunakan menyewa ruko, berjualan ayam bakar, ayam goreng, dll.

Akan tetapi cuma mentok bertahan empat bulan. Menurut Filsa persoalan kursial bisnisnya ialah tidak laku. Itu bahkan berjalan hingga habis masa sewa. Alhasil pemilik ruko menjadi tidak sabar, hingga menjadikan konflik berkepanjangan. Uang habis tetapi tidak menghasilkan apapun, maka ia memilih berhenti usaha.

Total kerugian mencapai Rp.20 juta. Sosok Filsa memang semakin cukup umur dan matang berbisnis. Ia tidak mau berputus asa dalam kebangkrutan. Gagal menurut ia sugestikan merupakan bab pelajaran menuju ke sukses. Dukungan orang bau tanah ditambah bantuan istri menguatkan semangat dia.

"...tidak ada pengusaha sukses tanpa melewat masa berdarah- darah," terperinci dia, paling penting yakni ia tidak berputus asa.

Nampaknya Filsa mengikuti proposal orang bijak dulu. Menikah akan membawa rejeki bagi keluarga. Maka semenjak menikah dengan Lupi Mulyani, di tahun yang sama, ia mulai mengambangkan perjuangan kembali. Waktu itu cuma bermodal inspirasi urusan ekonomi yang dimodali orang lain.

Dia mengambil nasihat soal kegagalan. Menjadi pengusaha jangan setengah hati. "Nanti jadinya setengah- setengah juga," ujar Filsa. Pengusaha harus telaten, fokus, dan total menjalankan. Gagal tidak membuat ia kapok berusaha. Ia bahkan tertantang menjalankan perjuangan lebih prospektif.

Usaha kepiting


Usaha martabak menjadi pilihan terbaik. Kudapan yang dianggapnya cocok di pengecap masyarakat Indonesia. Ia meyakini martabak yang berkelas butuh sentuhan. Menciptakan martabak enak yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat kelas menengah dan bawah. Namun, sayangnya, ditengah perjalanan rekan urusan ekonomi lamanya mundur.

Rekan lamanya merasa sudah tidak sepaham soal berbisnis. Kerja sama mereka cuma bertahan hingga lima bulan saja. Meski begitu, Filsa masih optmisi perjuangan martabaknya akan berjalan maju. Bermodal cincin kawin yang dijual jadi Rp.1,5 juta, maka ia memulai kembali urusan ekonomi martabak dari nol.

Ia menjalankan perjuangan martabak Mr. Bawor. Martabak mini anaka rasa seharga Rp.10 ribu per porsi isi 4 buah. Sejak pertama meluncurkan perjuangan barunya eksklusif laris. Sampai omzetnya mencapai Rp.25 juta per- bulan dan berhasil membuka 11 gerai tersebar sekitar Balikpapan dan Tenggarong.

Filsa lalu memberanikan diri membua waralaba,"tidak kurang Rp.400 ribu omzet dikantongi satu hari oleh pewaralaba." Tidak kurang 35 orang mitra bergabung tersebar di Jawa dan Kalimantan. Tambahan lagi kalau kau membuka gerai dari jam 5 hingga jam 10 malam, maka akan menghasilkan Rp.12 juta per- bulan.

Untungnya Rp.4,5 juta per- bulan yang sudah dipotong sewa tempat.

"Saya coba berbisnis martabak mini franchise yang sudah memiliki 35 cabang gulung tikar juga di tahun 2012," ia berujar kepada pewarta Detik.com

Menjalani urusan ekonomi mapan belum tentu menenangkan. Ia terjerak bujuk rayu investor bodong. Uang sebesar Rp.120 juta ludes dibawa kabur. Sementara itu ia masih memiliki hutang serta tanggungan anak. Padahal itu uang hasil meminjam investor juga rentenir.

Aneka olahan laut


Dia menggadaikan kembali cincin kawin yang pernah digadaikan. Uang hasil senilai Rp.1,8 juta hanya cukup digunakan biaya makan. Sementara itu, tetangga Filsa, seorang pengusaha rempeyek kacang juga menutup usahanya. Terbersit inspirasi dalam benak Filsa akan kejadian tersebut kenapa tidak berbisnis rempeyek.

Filsa eksklusif minta diajari membuat rempeyek. Dia berguru kepada sang tetangga tersebut. Waktu itu sudah bisa membuat tetapi jualannya susah. Ia menyadari kenapa tetangganya itu malah bangkrut. Tetapi ia masih optimis akan prospek rempek kacang.

Cuma tersisa uang Rp.100 menjadi pertaruhan hidup seorang Filsa. Ia mulai memutar otak caranya berbisnis cerdas rempeyek. Filsa melihat potensi asli Balikpapan yakni budidaya kepiting. Disitulah inspirasi urusan ekonomi wacana rempeyek kepiting muncul seketika. Pemilihan materi kepiting alasannya yakni banyak tersedia di Kota Balikpapan itu.

Sajak 2013, usahanya membuat rempeyek kepiting. Awal perjuangan Filsa cuma membuat 20 bungkus peyek. Ternyata respon pasar sangat bagus alasannya yakni belum pernah ada. Produk tersebut lantas dinamai Kampoeng Timoer berdasarkan  daerah produksi. Jualan pertama kali, bulan pertama, ia meraup omzet Rp.300.000.

Tidak ibarat perjuangan sebelumnya, perjuangan dijalankan Filsa berjalan sangat lancar. Pasalnya ia menjadi pencetus urusan ekonomi rempeyek kepiting. Total sekarang lebih dari 1.000 bungkus rempeyek kepiting diproduksi setiap hari. Harga jualnya Rp.12.000 hingga Rp.24.000 per- bungkus. Setiap hari sepuluh kilogram bisa dijadikan rempeyek.

Harga materi baku cuma Rp.75.000 per- kilogram. Dimana satu kilogram bisa menghasilkan 20 hingga 30 bungkus. Ayah seorang putri mengagumkan tersebut mengaku tidak khawatir akan gizi. Dia meyakini meski sudah dijadikan rempeyek gizinya tidak akan hilang. Selain berjualan di Balikpapan, kini sudah tersedia juga melalui online.

Dia bekerja sama dengan 15 biro khusus. Termasuk bekerja sama konyasi swalayan buat rempeyek kepiting. Dua kali kegagalan menghampiri tidak membuat patah semangat. Sempat memiliki hutang ratusan juta tetap membuatnya sadar diri. Meski tidak pernah kuliah, ia tidak merasa minder malah sangat bertekat wirausaha.

"Suka sedih dalam urusan ekonomi merupakan bab dari sejarah hidup saya," tutur Filsa. Ingat wirausaha tidak selalu wacana sekolah. Ia meyakini pengalaman merupakan pelajar paling berharga.

Dia mengikuti aneka seminar yang diadakan oleh pemerintah ataupun pihak swasta. Termasuk menerima bantuan Bank Mandiri. Usaha Kampoeng Timoer menjadi juara pertama kategori Boga di ajang Wirausahawan Muda Mandiri 2015. Di samping itu, ia berencana membuat produk variasi lain, yang masih dirahasiakan.

"...pokoknya bekerjasama dengan seafood snack," tutup ia kepada Kontan.