Pengusaha Muda Jago Nego Majukan Moodzystore

Profil Pengusaha Hadlan Feriyanto 



Tidak mempunyai modal sepeser pun. Itulah cerita Hadlan Feriyanto M, memulai modal tanpa sepeser pun di tahun 2011. Lelaki yang bersahabat disapa Feri ini kini telah meraup omzet hingga ratusan juta rupiah perbulan.

Hidup biasa saja sebelum kaya. Feri cumalah pegawai warnet. Fasilitas internet membuatnya bebas mencari wangsit tanpa bayar. Lantas dimulai lah urusan ekonomi jasa pembuatan jaket seragam angkatan. Itulah seragam jaket yang dipakai anak kampus biar seragam dengan kata- kata unik.

Memang masih ngetren waktu itu. Mencari di internet, Feri menemukan cara menerima barang. Ia lantas menjanjikan sahabat komisi jikalau bisa menggaet konsumen. Uang Rp.300 ribu dijanjikan dimana soal hal pembuatan diserahkan sahabat lainnya, seorang pemilik vendor di Malang, Jawa Tengah.

Pria asal Kalimantan Timur ini melanjutkan urusan ekonomi bermodal internet. "Saya hanya punya toko online. Pesanan awal itu 50 jaket," tuturnya. Untuk pihak konveksi meminta uang tanda jadi 50 persen dari berapa harga keseluruhan.

Tetapi ia tidak membayar. Ia bisa meyakinkan vendor bahwa ia tidak butuh itu. Feri meyakinkan orang bahwa ia bisa membayar itu dalam satu setengah bulan. Mahasiswa Fakultas Pertanian Unmul angkatan 2010 ini memang mahir nego.

Usaha itu tidak selamanya mulus. Beberapa jaketnya hilang dicuri. Walhasil Feri harus mengganti uangnya dengan uang pribadi. Berjalan waktu urusan ekonomi berjulukan Moodzystore tersebut menarget tren anak muda asal Samarinda. Contohnya ia menjual pomade, kaus polos, kaus gildan, tas kamera, dan lainnya.

Online store menurutnya mempunyai kelemahan. Terutama bagi pembeli yang menikmati menyentuh eksklusif dan mencoba di tempat. Oleh alasannya itu ia mengajak kawan, Yudha, Dendy, dan Nirwan membuka toko fisik. Ia bisa meyakinkan temannya berhutang supaya memodali urusan ekonomi mereka.

Memang tepat pilihan Feri membuka toko fisik. Berkat hutang teman- temannya yang puluhan juta, arus barang menjadi lancar dan orang bisa menemukan toko mereka. Tidak berhenti, ia mengajak seorang sahabat asal Bali berbisnis perlengkapan surving berharga miring.

"Pokoknya, kami menjual segala sesuatu yang berbau anak muda," Feri menjelaskan.

Lelaki kelahiran Palaran, 14 Februari 1993 ini, melaksanakan serangkaian ekspansi. Mulai membuka jasa kurir, perjuangan membersihkan sepatu, bahkan ia membuka jasa ojek modern terintegrasi. Tetapi terakhir ini belum lah tepat masih mencari konsep matang dan modern lagi.